“Erwin...!!”
Aku
berkteriak,sambil berjalan menuju kamar cowok itu. Erwin adalah teman ku dari
kecil, dulunya dia hanya teman biasa bagi ku. Maksudnya, kami hanya sering bertemu
di kampus ataupun jika dia mampir kerumah ku. Tapi, sekarang keadaannya
berbeda, semenjak banyak cowok-cowok kampus yang jahilin aku, Erwin disuruh Papa
untuk menjadi Bodyguard pribadi ku. Jadi,semenjak Erwin menjadi pengawal ku, cowok itu selalu
tidur dirumah kami. Erwin itu orangnya baik, apa adanya,dan cukup ganteng. Dan
yang bikin aku betah berteman dengannya, yaitu sifatnya yang penyabar
banget. Berbanding terbalik dengan ku, aku itu orangnya judes ,cerewet dan
pemarah. Oya kenalin,nama ku Mia Emilia. Kalian bisa panggil aku Mia.
Akhirnya aku sampai di depan pintu kamar
Erwin. Ku buka pelan pintu berwarna coklat itu. Terlihat sosok laki-laki sedang
tertidur dimeja belajarnya. Aku mendekat, dan berdiri disamping nya. Busyet dah, ni
anak tidurnya pules banget, aku jadi tak tega membangunkannya. Tapi, kalau dia gak
bangun siapa yang ngantar aku kuliah.
“ERWIN BANGUNN...!!”
Teriak
ku cukup keras.
Erwin
tersentak dan mencari asal suara itu.
“Bangun, tidur mulu..”
kata
ku sebel.
“Eh, Non Mia..”
jawab
Erwin dengan suara lemas.
“Ish apaan sih, pakek non-non
segala, bangun gih, anterin gue kuliah..”
“Iyaa, ini kan udah bangun..”
“Cepetan, awas kalau lama, gue tunggu di
depan..”
jawab
ku jutek dan pergi dari kamar itu.
Erwin
hanya diam. Mungkin saja dia agak sebal karena ku marahi, atau mungkin dia gak
fokus karena baru bangun..?
10
Menit aku menunggu. Sosok Erwin baru nongol.
“Lama banget, kayak cewek.”
“10 Menit kok lama sih, belum lagi
mandinya, belum lagi pakek baju, belum lagi sarapan..”
jawab
Erwin panjang lebar.
Aku
tak menjawab lalu bergegas masuk kedalam mobil. Tak membutuhkan waktu
lama, kami sampai didepan kampus. Aku turun dari mobil itu, begitu juga
Erwin. Seperti biasa, Erwin menunggu ku dikampus.
Tak lama, mata kuliah hari ini selesai. Aku
keluar kelas dan mencari sosok Erwin. Aku terus berjalan,hingga sampai di
kantin kampus.Ternyata Erwin sedang bersama Widi. Mereka berdua sangat akrab.
“Kenapa kamu disini Erwin..?”
tanyaku. Erwin dan Widi agak kaget dan menoleh kearah ku.
“Kamu udah pulang..?”
Erwin
berdiri menatap ku.
“Eh, Mia..Apa kabar? Lama kita tak
bertemu..?”
kata
Widi mengulurkan tangannya kearah ku. Aku hanya diam,dan tak mau bersalaman
dengannya. Widi itu cewek yang nyebelin,dan ternyata dia suka sama Erwin. Padahal,aku..aku
juga menyukai Erwin ,bahkan dari dulu,dari pertama kali kami berteman. Tapi,aku
selalu tak berani mengungkapkan perasaan ini. Aku takut, Erwin akan menertawakan
ku.
“Ayo pulang, ngapain kamu disini, gak ada
kerjaan aja..”
jawab
ku marah,dan berjalan menuju parkiran.
Malam ini, aku berencana ingin
jalan-jalan ke Mall. Seharian dirumah membuat diri ku, bosan. Aku berencana
mengajak Erwin. Malam itu, Erwin sedang berbincang-bincang dengan Pak
Gatot, satpam rumah ku.
“Win,anterin gue yuk..”
Dia
hanya diam.
“Erwin..!!”
“Anterin kemana Mia..?”
“Ke Mall..”
“Baiklah, permintaan seorang Putri gak
bisa ditolak..”
Jawab
Erwin sedikit tersenyum kearah ku.Aku tahu, dia sedang mengejek ku.
Sampai
Mall,kami sibuk berbicara. 1 jam berlalu, aku dan Erwin keluar dari Mall. Belum
sempat kami menuju mobil, kami bertemu lagi dengan Widi.
“Erwin, ngapain kamu disini,aku gak
nyangka banget,ini udah takdir namanya..hehehe”
Gila,suara
ni cewek bikin gue eneg.Sok manis dan sok lembut lagi.
“Biasa,lagi nemenin Mia..”
“Ohh,kenapa sih kalian selalu berdua
aja..”
“Ya iyalah,namanya Erwin Bodyguard
gue..”
Sambung
ku kesel.
Ekpresi
Widi terlihat kaget.
“Bodyguard? Gak salah..? kok kamu
mau sih Win..?”
Erwin
hanya diam.
“Lo kenapa sih sibuk banget,terserah
Erwin donk,mau apa enggak..”
“Ustt..udah-udah,gak baik kalo berantem
disini..”
Sambung
Erwin,menatapku.
“Ehmm tapi kalian gak pacaran
kan..?”
Tanya
Widi gelisah.
Aku
langsung terdiam dan tak menjawab apa-apa.Ntah kenapa jantungku langsung berdegup
kencang.
“Mau nya sih,kayak gitu..”
Timpa
Erwin serius.Aku menatap Erwin.Sebenarnya,apa maksudnya..?
Widi
juga diam,dan memasang wajah bingung.
“Kok diem aja sih,emangnya aku salah
ngomong ya..?”
Erwin
menatap ku.Sementara aku masih saja bingung.
“Erwin..? kamu ngomong apa sih..?”
Tanya
Widi penuh selidik.
“Sebenarnya,aku itu suka sama
Mia,Wid..dan baru hari ini aku baru bisa ngomong..”
“Lo gak serius kan Win..?”
“Lo bisa lihat ekspresi gue,serius
atau enggak..”
Mendengar
kata-kata Erwin,aku langsung salah tingkah,dan tak berani melihat matanya.
“A..aku duluan ke Mobil..”
Aku
berjalan meninggalkan Erwin.Tapi,Erwin langsung memanggil ku dan merangkul
pundak ku.
“Lo malu ya..?”
“S..siapa yang malu..”
“Sebenernya,lo juga suka kan sama
gue..”
“Sok tahu lo..”
Jawab
ku malu,tanpa menatap dirinya.
Di
perjalanan pulang aku senyum-senyum sendiri dan tak menyangka atas apa yang dikatakan
Erwin.Akhirnya,aku berani juga mengungkapkan isi hati ku.Sosok teman yang
selama ini melindungi ku,sekarang menjadi pasangan ku,yang setiap saat selalu
ada untuk ku.Ternyata,cinta sejati itu tidak diukur oleh
harta,kecantikan,ketampanan atau pun kepintaran.Cinta sejati itu adalah cinta
yang selalu,saling melengkapi satu sama lain.